![](https://prosesnews.id/wp-content/uploads/2020/05/e61a5ed4-302a-4d1c-b936-8caca9d93d92.jpg)
PROSESNEWS.ID – Gara-gara Corona Virus Desease (Covid-19), distribusi bantuan benih jagung di Kabupaten Boalemo di tahun 2020 ini, berkurang. Sebab, anggaran dipangkas untuk menangani pandemi Global tersebut.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Boalemo Ir. Rosman Mantu, membenarkan hal itu. Ia menuturkan, Meski hal itu bisa berpotensi buruk bagi produksi pertanian di Boalemo.
Namun, ia sendiri masih optimis melihat semangat menanam petani Boalemo. Dirinya tetap yakin dan percaya, petani Boalemo tetap akan menanam walau dengan cara swadaya dan mandiri.
“Memang bantuan untuk tahun ini berkurang, karena adanya Covid-19. Jika sebelumnya kita mendistribusikan sekitar 50 ribu Ha lahan, di tahun ini hanya kurang lebih 20 ribu Ha sekian,” kata Rosman. Jum’at, (29/05/2020).
Beberapa hari lalu kata Rosman, pihaknya telah menyalurkan Varietas BISI-18 di 3 Kecamatan. Yaitu Kecamatan Paguyaman, Kecamatan Paguyaman Pantai, dan Kecamatan Tilamuta.
Sementara yang Varietas Pioneer, dibagikan ke 3 Kecamatan. Yakni, Kecamatan Dulupi, kemudian sebahagian juga ada Kecamatan Tilamuta, dan Kecamatan Botumoito.
Rencananya kata dia, pada pekan depan, juga pihaknya akan menyalurkan benih jagung Varietas Bioseed di 2 Kecamatan. Yaitu, Kecamatan Wonosari dan Kecamatan Mananggu.
“Jadi, untuk 2020 ini, sumber Dana dari dari Provinsi itu ada sekitar 7.500 Ha. Alhamdulillah, bantuan yang sudah dari bulan Februari dan Maret itu, sudah tersalur semua ke petani,” jelas Rosman
Untuk bantuan tahap II yang disalurkan bersumber Dana APBN kata dia, itu ada 18 ribu Ha yang sudah di Dahului di Kecamatan Paguyaman Pantai yaitu BISI 18. Sekarang Varietas Pioneer dan Bioseed, di Tilamuta dan Botumoito.
Rosman mengatakan, jika melihat hasil produksi jagung di tahun 2019 itu, terdapat sekitar 7 ratusan ribu ton. Ia berharap, meski ditengah pandemi Corona, angka ini tak akan menurun.
“Jika melihat kondisi petani jagung Boalemo kemarin ini, dua kali gagal panen. Pertama, akibat kemarau panjang. Kedua, tanaman mereka dimakan hama ulat. Insya Allah, saya tetap optimis, semangat mereka tak akan pudar dan terus meningkatkan ekonomi produksinya,” harap Rosman. (Majid Rahman)