![](https://prosesnews.id/wp-content/uploads/2021/04/WhatsApp-Image-2021-04-15-at-14.17.45-300x247.jpeg)
PROSESNEWS.ID – Seperti biasa, warga Kelurahan Talumolo, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo kembali menggelar tradisi unik dalam membangunkan sahur. Tradisi tersebut dinamakan Koko’o.
Ratusan warga mulai dari anak-anak hingga orang tua berjalan kaki sambil memegang kentongan bambu untuk membangunkan warga dengan berkeliling.
Kata Koko’o suhur dari bahasa Gorontalo yang artinya Ketuk Sahur. Mereka memukul kentongan yang terbuat dari bambu secara bersama-sama sambil berkeliling kampung.
Tidak hanya warga Kecamatan Talumolo, arak-arakan ini juga banyak diikuti oleh mereka yang berasal dari berbagai kecamatan yang tersebar di Kota Gorontalo.
Moh Aldiano Aprilio Kaeng Kominfo menjelaskan, kegiatan ini sudah menjadi tradisi turun temurun, yang awalnya dilakukan hanya secara tradisional. Seiring berjalannya waktu telah berkembang sesuai adanya zaman dengan memakai alat modern.
“Koko’o ini resmi terbentuk sekitar 7 tahun, dan 7 tahun sebelumnya alat yang dipakai seperti dandang, panci, dan alat masak lainnya,” kata Aldiano saat diwawancarai Kamis (15/04/2021)
Aldiano menambahkan, selain membangunkan masyarakat, kegiatan tersebut bertujuan untuk membangun kebersamaan dengan daerah-daerah lain.
“Karena banyak masyarakat yang antusias mengikuti koko’o, bahkan ada daerah lain yang ikut bersama-sama,” tambah Aldiano.
Aldiano menuturkan Kegiatan koko’o dilakukan diantara pukul 02:00 malam hingga 03:00 WITA dengan rute dari depan Rudis Wali Kota Gorontalo sampai di Taruna.
“Kami akan melakukan ketuk sahur, selama 30 hari dibulan Ramadan, meskipun yang mengikuti hanya 20-30 kami tetap akan melaksanakan,” tutur Aldiano
“Pada tahun kemarin koko’o tidak dilaksanakan dikarenakan ada aturan yang mewajibkan adanya larangan perkumpulan masa, sehingga kami belum melaksanakannya,” pungkasnya.
Reporter : Reza Saad