PROSESNEWS.ID – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie bicara blak blakan tentang kecemasannya soal “harga mudung” di depan para pelaku usaha pengadaan. Menurutnya, kebijakan tender harga termurah pada proses tender pengadaan barang dan jasa perlu dipikirkan ulang untuk menghindari kualitas pekerjaan asal-asalan.
“Yang dinamakan tender itu mencari harga wajar bukan harga terendah. Sekarang yang mengatakan harga ini wajar siapa apakah Pokja, Kepala Biro ULP atau APH? Yang menjadi ketakutan mereka ini masih proses tender laporan sudah ke mana mana,” buka Rusli saat Vendor Breafing Pelaku Pengadaan yang berlangsung di Grand Palace Convention Center (GPCC), Kota Gorontalo, Selasa (30/11/2021).
Rusli menilai banyak pekerjaan dengan tawaran terendah justru berakhir dengan putus kontrak. Pengusaha nekat menawar dengan harga termurah padahal biaya material dan kalkulasi teknis tidak realistis bisa dikerjakan.
Terlebih pada tahun 2022 transfer ke Gorontalo tinggal Rp3,8 triliun berbeda dengan tahun lalu Rp4,17 triliun. Turun sekitar Rp372. Anggaran itu harus digunakan sebaik baiknya untuk kesejahteraan masyarakat.
“Terakhir perusahaan yang sudah cacat di provinsi dan kabupaten kota dilihat baik baik. Kamu cek harga satuannya. Contoh semen Rp65ribu per sak, dia tawar Rp50 ribu dan lain lain. Kita mau kualitasnya atau harga murah? Sudah tau tau harganya sekian ditawar di bawah itu. Orang gila pun ngitung pake kalkulator canggih pasti enggak masuk akal,” kesal Rusli.